Niat
hati ingin sembuh malah sakit makin parah gara-gara beli obat palsu
ataupun obat yang sudah rusak tapi tetap beredar di pasaran. Tak ada
solusi lain selain waspada dan tahu caranya mengenali obat palsu dan
obat rusak.
Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan Napza
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Dra A. Retno Tyas Utami, Apt,
M.Epid., memaparkan ciri-ciri obat rusak. "Kapsul ciri-cirinya kalau
sudah lembek atau lengket saling menempel gitu bisa. Dia itu kan
pembungkusnya dari gelatin yang rentan udara dan gampang rusak, ada
kelembaban maka airnya akan meresap ke gelatin itu sehingga kapsulnya
jadi lembek."
Sedangkan untuk obat berbentuk salep, warna dan
baunya berubah, bisa juga campuran komposisinya yang mulai terlihat
seperti terpisah atau mengeras.
Menurut Ketua Umum Ikatan
Apoteker Indonesia (IAI), Drs M. Dani Pratomo, MM, Apt., salep yang
rusak bisa saja disebabkan karena penggunanya cenderung menutup salep
tidak terlalu rapat sehingga udara mudah masuk dan hal itu mempercepat
proses oksidasi serta menurunkan kualitas salep menjadi lebih cepat.
Begitu
pun dengan puyer yang juga tergolong sebagai obat campur atau terdiri
atas beberapa komposisi bahan tertentu. Jika rusak, warnanya pun
cenderung berubah. "Jadi kalau nggak habis sebaiknya dibuang saja
karena kan proses
penumbukannya juga kita nggak tahu bagaimana dan
sudah pasti di udara terbuka. Di udara terbuka ada kuman dan bakteri
kan, makanya kalau ibu-ibu suka simpan puyer untuk anaknya nanti pas
sakitnya kambuh janganlah ya," saran Retno saat dihubungi detikHealth
dan ditulis Rabu (6/11/2013).
Lain kapsul dan salep, lain juga
ciri obat sirup yang sudah rusak. Menurut Dani, obat sirup seperti
halnya obat batuk yang rusak biasanya berubah jadi keruh, yang tadinya
jernih langsung mengeruh.
Lalu sebenarnya apakah setiap obat
memiliki jangka waktu penggunaan tertentu? "Kalau di apotek tidak
dikasih tahu gimana nyimpen obatnya, itu hak pasien untuk nanya. Kalau
obat racik stabilitasnya kira-kira tujuh sampai sepuluh hari, seperti
puyer kalau sudah lebih dari seminggu sebaiknya dibuang," terang
Dani.
Sedangkan obat batuk bisa tahan lama jikalau disimpan di
kulkas atau sesuai dengan petunjuk penyimpanan yanga ada pada label.
Biasanya mencapai 30 hari setelah dibuka atau sampai tanggal
kedaluwarsa.
"Yang gampang itu cek sejak awal obat itu dipakai
gimana dan nanti dilihat apakah bentuk, rasa, warnanya tidak sama
dengan awalnya. Jika iya, itu sudah rusak berarti," imbuh Widyaretna
Buenastuti, Ketua Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP).
0 Comments
Berkomentarlah dengan bijak jangan melakukan spam